Kamis, 03 Agustus 2017

3.      Tidak ada toleransi dalam akidah


Mengenai sistem keyakinan dan agama yang berbeda-beda, Al-Qur’an menegaskan:

  قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ  لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ  وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ  وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ  وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُلَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

[Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukku agamaku].
Latar belakang turunnya ayat ini (asbb an-nuzl), ketika kaum kafir Quraisy berusaha membujuk Rasulullah saw., "Sekiranya engkau tidak keberatan mengikuti kami (menyembah berhala) selama setahun, kami akan mengikuti agamamu selama setahun pula." Setelah Rasulullah SAW. membacakan ayat ini kepada mereka maka berputus-asalah kaum kafir Quraisy, sejak itu semakin keras sikap permusuhan mereka kepada Rasulullah SAW.. Dua kali Allah swt. memperingatkan Rasulullah SAW. : "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak menyembah Tuhan yang aku sembah." Artinya, umat Islam sama sekali tidak boleh melakukan peribadatan yang diadakan oleh non-muslim, dalam bentuk apapun.

Ayat ini menegaskan, bahwa semua manusia menganut agama tunggal merupakan suatu keniscayaan. Sebaliknya, tidak mungkin manusia meng-anut beberapa agama dalam waktu yang sama atau mengamalkan ajaran dari berbagai agama secara simultan. Oleh sebab itu, Al-Qu’ran menegaskan bahwa umat Islam tetap berpegang teguh pada sistem ke-Esaan Allah secara mutlak, sedangkan orang kafir pada ajaran ketuhanan yang ditetapkannya sendiri.

Dalam kondisi sekarang, maka melakukan do'a bersama orang-orang non-muslim (istighasah), menghadiri perayaan Natal, mengikuti upacara pernikahan mereka atau mengikuti pemakaman mereka merupakan cakupan dari surah Al-Kafirun. Semua hal itu tidak boleh diikuti umat Islam, karena berhubungan dengan akidah dan ibadah. Orang-orang non-muslim juga tidak ada gunanya mengikuti peribadatan kaum muslimin, karena sama sekali tidak ada nilainya dihadapan Allah SWT.

Dalam memahami toleransi, umat Islam tidak boleh salah kaprah. Toleransi terhadap non-muslim hanya boleh dalam aspek muamalah (perdagangan, industri, kesehatan, pendidikan, sosial, dan lain-lain), tetapi tidak dalam hal akidah dan ibadah. Islam mengakui adanya perbedaan, tetapi tidak boleh dipaksakan agar sama sesuatu yang jelas-jelas berbeda.

Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW. merupakan teladan yang baik dalam implementasi toleransi beragama dengan merangkul semua etnis, dan apapun warna kulit dan kebangsaannya. Kebersamaan merupakan salah satu prinsip yang diutamakan, yang terkait dengan karakter moderasi dalam Islam, di mana Allah swt berkeinginan mewujudkan masyarakat Islam yang moderat, sebagaimana firman-Nya :

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطاً لِّتَكُونُواْ شُهَدَاء عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيداً

[Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu].

1 komentar:

  1. GOLF Casino - Mapyro
    The casino features 과천 출장마사지 10,000 강원도 출장샵 square feet of casino 인천광역 출장마사지 space, approximately 7,000 slot machines, 20 table games, 2,000 หาเงินออนไลน์ video 김포 출장마사지 poker machines and more.

    BalasHapus

Pengertian Toleransi

Tasamuh berasal dari bahasa Arab yang berarti  toleransi  yang mempunyai arti bermurah hati, kata lain dari tasamuh adalah  'tasahul...